Semangat juang Wolter Mongisidi muncul ketika melihat penjajahan di Indonesia yang tidak berkesudahan. Banyak perlawanan terhadap penjajah yang dipimpin oleh Wolter Mongisidi pada waktu itu. Pada tanggal 28 Februari 1947, beliau ditangkap oleh tentara Belanda dan dijebloskan ke dalam penjara.
Namun, Wolter Mongisidi merupakan seorang pemuda yang pantang menyerah dan mempunyai semangat juang yang tinggi, sehingga ia tidak lantas menyerah begitu saja. Pada tanggal 17 Oktober 1948, beliau bersama rekan-rekannya yang berada di penjara melarikan diri melalui cerobong asap yang ada di dapur. Tetapi, udara kebebasan hanya bisa dihirup selama 10 hari.
Singkat cerita, Wolter Mongisidi divonis hukuman mati pada 26 Maret 1949. Wolter Mongisidi menulis banyak rangkaian kata penuh makna yang menunjukkan kesetiaannya terhadap tanah air. "Jangan takut melihat masa yang akan datang. Saya telah turut membersihkan jalan bagi kalian meskipun belum semua tenagaku kukerahkan."
eksekusi mati dilaksanakan pada tanggal 5 September 1949. Saat itu, Wolter Mongisidi menolak untuk menutup matanya saat dieksekusi. Lalu beliau berteriak "Merdeka...Merdeka...Merdeka...!!!" dan seketika peluru menghantam tubuhnya. Wafatlah seorang Robert Wolter Mongisidi di usia yang sangat muda, tepatnya 24 tahun pada tanggal 5 September 1949.
Wolter Mongisidi mendapatkan banyak gelar dan penghargaan, antara lain :
- Bintang Gerilya (1958)
- Bintang Maha Putra Kelas 3 (1960)
- Pahlawan Nasional Indonesia (1973)
Selain itu, nama Wolter Mongisidi diabadikan sebagai nama bandara di Kendari, Sulawesi Tenggara, nama kapal perang KRI Wolter Mongisidi, dan nama satuan Yonif 720/Wolter Mongisidi.
Sejarah akan meninggikan mereka mereka yang memang layak dimuliakan, dan sejarah juga akan menghitamkan mereka yang layak dijatuhkan.
Share This :
Wah bagus nih
ReplyDelete